KETIKA AIR MATA TAK MAMPU LAGI UNTUK MENGALIR

Ketika air mata tak mampu lagi untuk mengalir, ketika air mata tak lagi membasahi pipi, ketika tangisan tak lagi terdengar, bukan berarti telah diam dan tak merasa lagi. Tangisan dan tetesan air mata, bagi sebagian orang itu dianggap menakutkan, apalagi tangisan dan air mata mereka yang tertindas. Namun, itu tak seberapa, yang lebih menkutkan lagi, adalah ketika tangisan itu tak lagi terdengar, dan tetesan air mata tak lagi mengalir. Dalam hati mereka belum tentu berhenti untuk memaki, dab mengutuk orang-orang yang selalu menindas orang lain (kaum lemah).

Kekuatan doa ataupun caci maki dari kalangan bawah, ibrat api yang terus menyala dan menyala, membakar setiap sudut ruang yang kering, dan terus mengalir rasa dendam dan amarah, turun temurun diwariskan. Hingga suatu ketika menjadi bencana petaka.

Berhentilah menindas yang lemah, hidup didunia ini tidaklah abadi. Kematian akan segera datang, tak kenal waktu dan keadaan apapun, jika maut menjempur matilah semuanya. Ingatlah azab Allah lebih sakit dari apa yang telah kita alami didunia ini. Hentikan untuk membohongi mereka yang lemah. Kasihanilah nereka.

Saat air mata telah mengering dari rakyat lemah, sejak itulah akar dendam dan amarah telah tertanam.

HENTIKAN PENINDASAN.....!
HENTIKAN PENINDASAN.....!
HENTIKAN................!

Ketika air mata tak mampu lagi untuk mengalir, mampukah kita dapat menumbuhkan kembali keyakinan orang-orang banyak (utama yang miskin dan lemah. Sementara wibawa kita telah hilang dihadapan mereka...

Olhe :
Hardiyanto

Labels:



2 Responses to "KETIKA AIR MATA TAK MAMPU LAGI UNTUK MENGALIR"

  1. Merdeka.....
    Merdeka.......
    Merdeka........

  2. Merdeka.....!!!! Semoga kita terbebas dari penindasan, baik itu fisik maupun moral...

Leave A Comment:

Copyright © BLOG ARTIKEL SEDERHANA.